Pesantren Ajarkan Pertanian dan Peternakan Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

From Fake News
Jump to: navigation, search

SariAgri - Pesantren dapat diartikan sebagai sebuah lembaga pendidikan yang para siswanya tinggal bersama dan belajar dalam bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai dan mempunyai asrama untuk tempat tinggal para siswa yang disebut Santri.

Pada umumnya masyarakat mengenal nama Pesantren dengan gambaran bangunan dan sistem pendidikan tradisional, serta hanya pendidikan agama saja yang dipelajari. Namun di era kekinian, banyak Pesantren yang melek teknologi serta memasukan unsur pendidikan Pertanian dan Peternakan dalam proses belajar mengajar. Salah satunya adalah Pesantren Pertanian At-Taqwa Bandung, Jawa Barat.

Didirikan tahun 2007 oleh seseorang yang usianya relatif muda, kini ada 115 santri dari berbagai daerah yang menempuh pendidikan di Pesantren Pertanian At-Taqwa. Seluruh santri digratiskan biaya hidup dan sekolah hingga lulus. berita terkini online Pesantren ini mandiri secara ekonomi melalui penjualan hasil panen lahan pertanian yang mereka kelola sendiri. Tidak hanya cukup untuk biaya operasional, penjualan hasil panen Pesantren ini bahkan dapat membantu warga yang berdomisili di sekitarnya yang terjerat hutang dengan berbagai pihak.

“Awal mendirikan Pesantren Pertanian At-Taqwa, modalnya uang 1,5 juta rupiah. Semangatnya adalah memberi pendidikan agama kepada anak-anak usia dini dan remaja, serta keinginan membebaskan warga dari hutang piutang,” ujar Asep Juhana, pendiri Pesantren Pertanian At-Taqwa.

Bukan hanya sukses mandiri secara ekonomi, membebaskan warga dari hutang, serta memiliki lahan pertanian sendiri, Pesantren Pertanian At-Taqwa juga mengirim sedikitnya 10 santri penghafal alquran ke Turki. Asep Juhana yang enggan dipanggil dengan sebutan Kiai muda rupanya memiliki banyak pemikiran untuk memajukan Pesantren yang didirikannya, seperti melibatkan warga sekitar untuk memelihara hewan ternak dan ibu-ibu untuk mengelola koperasi syariah.

“Kami juga membantu warga untuk memperoleh uang yang bisa didapat secara harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Bagi warga yang terlibat di cocok tanam sayuran, mereka bisa mendapat uang harian dari hasil penjualan. Bagi ibu-ibu yang terlibat di koperasi yang tentunya juga ada proses niaga dari makanan olahan hasil panen, bisa mendapat uang bulanan. Dan tentunya bagi warga yang terlibat memelihara hewan ternak dari kami, akan mendapat penghasilan tahunan dari hasil penjualan hewan yang biasanya paling laris di hari raya qurban,” tambahnya.

Pendidikan agama dan pertanian yang dijalankan oleh pesantren ini dikemas dalam program yang diberi nama Tahfidz Agropreneur, yang bertujuan mencetak santri penghafal alquran dan bertani.

Simak cerita selengkapnya dalam tayangan Suara Agri, berikut ini :